Jumat, 11 Februari 2011

Bentuk laboratorium umum persegi panjang tanpa sudut. Hal demikian dilakukan untuk mencegah
terjadinya penumpukkan debu atau partikel pengganggu lainnya yang dapat mengurangi tingkat
kebersihan ruangan. Warna lantai ruangan disesuaikan dengan tingkat kebersihan ruangan tersebut.
Lantai berlapis bahan epoxi untuk mengurangi getaran yang terjadi karena aktivitas pegawai
laboratorium setempat.
Berikut beberapa ruangan yang berada dalam desain laboratorium kimia umum :

1. Ruang Ganti

Dalam ruang ganti terdapat jas laboratorium yang digunakan untuk pekerjaan sehari-hari dan beberapa
APD (Alat Pelindung DIri) sederhana misalnya penutup kepala, masker kain dan sepatu kain alas karet.
Setelah menggunakan jas laboratorium sebaiknya seorang analisis melakukan pengecekan daftar
pekerjaan yang harus dilakukan pada jurnal pribadi dan melakukan persiapan untuk melakukan
pekerjaannya.

2. Ruang Timbang

Dalam ruang timbang umumnya terdapat 2 jenis neraca misalnya neraca analitik dan neraca non
analitik. Neraca analitik adalah jenis neraca yang umumnya digunakan untuk menimbang senyawa baku
primer (senyawa yang digunakan untuk menentukan konsentrasi dari larutan baku sekunder) atau
senyawa lain yang ketelitiannya lebih tinggi misalnya diinginkan data hasil penimbangan hingga 4 angka
desimal. Neraca non analitik atau neraca kasar adalah neraca yang digunakan untuk menimbang
senyawa baku sekunder (senyawa yang digunakan pada proses titrasi biasanya dibuat dalam jumlah
banyak). Neraca ini pada umumnya digunakan untuk menimbang bahan yang ketelitiannya lebih rendah
yaitu hanya 1-2 angka desimal saja.
Perlu diingat penempatan neraca tidak disarankan diletakkan dibawah pendingin ruangan karena aliran
udara yang tidak teratur dapat menyebabkan ketidakstabilan pembacaan angka baik digital maupun
analog neraca yang berdampak pada hasil penimbangan yang tidak akurat.

3. Ruang Alat non Gelas

Alat-alat seperti APD standar, lap, pembersih alat gelas, instrumen, kasa asbes, wadah plastik, dan alat
non gelas lainnya ditempatkan dalam ruangan alat non gelas.

4. Ruang Cuci Dan Penyimpanan Alat Gelas

Alat gelas yang digunakan untuk proses analisis disimpan dalam ruang gelas yang berdekatan dengan
ruang cuci.

5. Ruang Instrumentasi

Instrumentasi yang digunakan dalam proses analisis ditempatkan dalam ruang instrumentasi. Ruang ini
mutlak menggunakan pendingin ruangan dan dehumidifier (alat pengukur kelembaban ruangan) untuk
mengatur kelembaban udara dalam ruang tersebut, karena pada instrumen tertentu sistem optiknya
rentan terhadap kelembaban tinggi. Dibawah ini beberapa contoh instrumentasi :

6. Ruang Retensi dan Sampel Awal

Ruangan ini digunakan untuk melihat daya tahan sampel dalam kurun waktu tertentu dan
menempatkan sampel yang diambil pada saat awal produksi maupun sampel yang harus segera
dianalisis. Ruangan ini tidak mutlak menggunakan pendingin ruangan. Untuk situasional tertentu saja
misalnya seperti bahan atu sampel yang memerlukan penyimpanan disuhu tertentu dapat digunakan
lemari pendingin.

7. Ruang Reagen

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan reagen padat atau cair yang tidak mudah meledak dan
terbakar. Reagen tersebut ditempatkan pada rak-rak dengan tinggi dan besar yang sesuai dengan
kemasan bahan tersebut. Reagen-reagen tersebut dipisahkan antara yang cair dan padat. Reagen-
reagen tersebut disusun menurut abjad dan besar kemasan, dipisahkan untuk bahan-bahan dengan
kemasan besar juga bahan yang sering dipakai (sudah buka kemasan) sebaiknya dipisahkan dari bahan-
bahan yang belum buka kemasan. Ruangan tersebut harus menggunakan exhaust (pengatur sirkulasi
udara) agar udara yang mungkin mengandung uap reagen-reagen tersebut berganti.

8. Ruang BMM

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan bahan padat dan cair yang mudah meledak, dalam ruangan ini
harus terdapat ruang asam yang digunakan untuk mengambil bahan-bahan tersebut atau
mereaksikannya.

9. Ruang Asam

Ruangan ini berisi lemari asam. Lemari asam digunakan untuk mengambil larutan-larutan yang mungkin
menghasilkan uap yang berbahaya untuk kesehatan. Saat menggunakan bahan-bahan yang berbahaya
atau melakukan pemanasan yang menghasilkan uap berbahaya atau hasil reaksi yang dapat
menimbulkan percikan perlu dikenakan APD yang sesuai dan dalam ruang asam disediakan alat
pemadam kebakaran dan lemari untuk menempatkan APD yang sesuai.

10. Ruang pemanasan

Ruang ini berisi berbagai jenis alat pemanas baik pemanas gas maupun pemanas listrik, oven tanur, Hot
Plate dan sejenisnya. Alat-alat pemanas ini ditempatkan pada meja beton permanen yang stasioner.

Dalam ruangan ini tidak dibutuhkan pendingin ruangan karena uap hasil pemanasan dapat merusak
saluran pendingin dan sistem pendingin. Penempatan peralatan tersebut harus dijaga jarak masing-
masingnya tidak boleh terlalu dekat satu dengan yang lainnya, terutama alat yang menghasilkan atau
digunakan pada suhu tinggi.

11. Ruang sampel awal

Ruang sampel awal digunakan untuk menerima sampel yang masuk untuk dianalisis baik yang cito
(harus segera dianalisis) maupun yang retensi (menunggu waktu analisis sesuai ketentuan pabrikasi).
Dalam ruangan ini terdapat meja penerimaan sampel, lemari file untuk menyimpan data penerimaan
sampel atau satu set komputer untuk menyimpan data online. Dalam ruang yang terpisah dengan meja
penerimaan sampel, tersedia lemari pengatur suhu penyimpanan sementara.

12. Ruang supervisor

Ruangan ini tidak mutlak harus ada dalam sebuah desain bila luas laboratorium tidak mencukupi/
memungkinkan. Bila tersedia tidak boleh terdapat banyak barang atau perabot didalamnya, cukup meja
kursi dan seperangkat komputer atau file lemari saja.

13. Meja Kerja Analis

Setiap analis harus memelihara kebersihan mejanya. Tidak boleh terdapat tumpahan reagen atau sisa
sampel bertebaran tidak teridentifikasi di atas meja. Meja kerja harus selalu bersih bila telah selesai
digunakan biasanya terbuat dari bahan yang kokoh atau kayu lapis yang tahan panas dan tahan api.

Pengaturan di masing-masing ruangan disesuaikan dengan tingkat keamanan ruangan. Misalnya ruang
timbang sebaiknya tidak didekatkan dengan ruang : tempat cuci, ruang asam, ruang pemanasan.
Berikut beberapa ruangan yang terdapat dalam desain Laboratorium Mikrobiologi:

1. Ruang antara

Ruangan ini dibuat untuk mempersapkan seorang analisis untuk memasuki ruangan dengan tingkat
kebersihan yang maksimal di ruang ini terdapat lemari tempat APD yang harus digunakan untuk
memasuki ruangan berikut atau terdapat lemari atau tempat APD yang telah digunakan pada ruangan
sebelumnya. APD yang telah digunakan harus ditempatkan sesuai dengan tempatnya masing-masing
untuk memudahkan petugas kebersihan dalam melakukan desinfeksi terhadap APD yang telah
digunakan, jas lab dan penutup kepala (kain) misalnya masih dapat digunakan kembali dengan cara
mencuci menggunakan detergen anti bakteri dan di uap tekanan tinggi untuk membunuh spora jamur
atau bakteri yang mungkin menempel. Dissposable rubber gloves (sarung tangan karet sekali pakai)
harus dimusnahkan agar tidak terjadi penggunaan berulang-ulang oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab karena dapat menyebarkan mikroorganisme yang tidak baik yang mungkin

terkandung didalamnya.

2. Ruang Instrumentasi

Bila tidak memungkinkan maka ruang instrumentasi yang dipergunakan di lab mikrobiologi disatukan
dengan ruang timbang dan ruang alat gelas. Instrumentasi yang umumm yang terdapat dalam
laboratorium mukrobiologi adalah : mikroskop, neraca teknis, colony counter (alat penghitung jumlah
bakteri atau jamur yang setelah dikonversi dapat mengetahui jumlah bakteri yang mungkin terkandung
di dalam suatu produk). Ruangan ini harus diberi pendingin ruangan untuk menjaga stabilitas suhu
ruangan dan memudahkan proses perawatan alat-alat instrumentasi didalamnya juga menggunakan
dehumidifier.

3. Ruang Steril

Seperti namanya, ruangan ini memiliki tingkat kebersihan yang paling tinggi karena dalam ruangan ini
dilakukan pekerjaan yang membutuhkan udara dan daerah kerja yang bebas dari mikroorganisme.
Dalam ruang ini berisi Laminar Air flow (Lemari pengatur aliran udara bersih yang dilengkapi dengan
hepa filter atau penyaring bakteri dengan pori-pori yang sangat rapat). Suhu ruangan ini diatur rendah
dan kelembabannya harus terjaga sesuai persyaratan dan harus dicek sterilitas udara yang keluar
melalui saringan hepa yang digunakan.

Pengaturan ruangan dalam laboratorium mikrobiologi sama dengan laboratorium kimia. Hanya perlu
diperhatikan kebersihan di laboratorium mikrobiologi mendapat perhatian khusus karena dapat
mempengaruhi keberhasilan hasil analisisis.

http://rizkybonbon.blogspot.com/2010/06/desain-laboratorium.html

ORGANISASI LABORATORIUM

1. Pengelolaan Laboratorium
Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruangan atau tempat untuk melakukan percobaan atau
penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa gedung yang dibatasi oleh dinding atau alam terbuka misalnya
kebun botani.

A. Desain Laboratorium
Pada umumnya bentuk, ukuran, tata ruang suatu laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga
pemakai laboratorium mudah melakukan aktifitasnya.

Disamping bentuknya, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian karena fungsi laboratorium di
sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat individual. Jumlah siswa yang
melebihi kapasitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan
jalannya percobaan atau aktifitas lainnya. Sebuah laboratorium yang ukuran lantai seluas 100 m² dapat
digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m²
dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan pratikum mahasiswa membutuhkan
ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m² untuk setiap mahasiswa.

Jenis Laboratorium
Jenis laboratorium biasanya disesuaikan dengan mata pelajaran yang membutuhkan laboratorium
tersebut. Kadang- kadang atas dasar efisiensi, suatu ruangan laboratorium difungsikan sekaligus sebagai
ruangan kelas untuk proses belajar IPA. Laboratorium jenis ini dikenal sebagai Sciense classroom-
laboratory. Kelebihan jenis laboratorium ini bersifat multi guna.

Tata Letak Laboratorium
Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan laboratorium. Bangunan
laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum
membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-
ukuran ruang.

Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain:
1. Tidak terletak pada arah mata angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya.
2. Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan banguna lainnya.
3. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrol dan memudahkan tindakan lainnya
misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium.

Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan laboratorium untuk
pembelajaran sain umumnya terdiri atas ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah
ruangan tempat para siswa atau mahasiswa melakukan pratikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri
atas ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat
dan bahan-bahan yang akan dipakai pratikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru.
Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan
(termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya jarang. Selain ruang-ruangan tersebut,
mungkin juga sebual laboratorium memiliki ruang gelap (dark room), ruangan specimen, ruangan khusus
untk penyimpana bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi/staf.
Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang
penyimpanan harus dapat ditempati lemari yang akan digunakan untuk penyimpanan.

Ruang
penyimpanan harus dapat ditempati lemari yang akan digunakan untuk penyimpanan alat-alat atau
bahan. Demikian juga ruang persiapan, harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk keperluan
penyiapan bahan-bahan atau alat-alat.

B. Peranan Laboratorium dalam Pembelajaran
Laboratorium memiliki peranan sebagai tempat dilakukannya percobaan atau penelitian. Di dalam
pembelajaran sains, laboratorium berperan sebagai tempat kegiatan penunjang dari kegiatan kelas.
Fungsi lain dari laboratoium adalah sebagai tempat display atau pameran.

C. Fasilitas Laboratorium
Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakai
laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan
oleh semua pemakai laboratorium, contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sink), aliran listik, gas.
Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen,
kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K,
pemadam kebakaran, dll.

D. Personal
Agar kesinambungan daya guna laboratorium dapat dipertahankan, laboratorium dapat di kelola secara
baik. Salah satu bagian dari pengelola laboratorium ini adalah staf atau personal laboratorium. Staf atau
personal laboratorium mempunyai tanggung jawab terhadap efektifas dan efisiensi laboratorium
termasuk fasilitas, alat-alat dan bahan-bahan pratikum.
Selain pengelola laboratorium biasanya terdapat pula seorang teknisi laboratorium. Tugas teknisi
laboratorium membantu penyiapan alat-alat/bahan-bahan pratikum, pengecekan secara periodik,
pemeliharaan dan penyimpanan alat dan bahan. Agar kinerja pengelola laboratorium berjalan baik,
perlu disusun struktur organisasi laboratorium.
Tugas penanggung jawab laboratorium selain mengkoordinir berbagai aspek laboratorium, juga
mengatur penjadualan penggunaan laboratorium. Penjadualan ini dikoordinasikan dengan bagian
kurikulum dan mempertimbangkan usulan-usulan guru.
Pada laboratorium dengan peralatan laboratorium yang rumit atau kompleks, biasanya perlu diangkat
seorang operator alat. Operator alat bertanggung jawab terhadap alat yang dioperasikannya, oleh
kerena itu operasi harus selalu siap jika sewaktu-waktu alat tersebut digunakan.

E. Anggaran
Kelancaran kegiatan laboratorium dan kesinambungan fungsionalisasi laboratorium sangat tergantung
kepada anggaran yang memadai. Pengertian anggaran disini adalah suatu proses yang meliputi
perencanaan sistematik untuk suatu kegiatan yang menghemat uang.

Diterbitkan di: Desember 04, 2010 Diperbarui: Desember 04, 2010

Lebih lanjut tentang: Organisasi laboratorium

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2082787-organisasi-laboratorium/

C. Fasilitas Laboratorium
Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk
memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada
yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan
fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan,
ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan
mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari
alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam
kebakaran dll.
Penerangan
Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat diubah-ubah
sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari atau dari listrik.
Ventilasi
Laboratorium IPA membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih untuk
laboratorium biologi yang sering menggunakan bahan-bahan mudah menguap. Kadang-
kadang ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan alat perotasi udara
seperti kipas penyedot (ceiling fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu
pergantian udara menjadi lebih baik.
Air
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA, terutama untuk
laboratorium biologi. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain
jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat
mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air
yang masuk ke dalam laboratorium harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar
laboratorium. Air yang masuk dan ke luar laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus
diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat
merusakkan pipa-pipa tersebut. Pembuangan sisa asam atau basa kuat atau bahan korosif 44

lainnya harus melalui pengenceran dahulu sebelum dibuang lewat pipa. Hal ini untuk
menghindari kerusakan pipa-pipa saluran air.
Bak cuci
Bak cuci atau sinks dapat terbuat dari beton atau porcelain. Bak cuci yang terbuat
dari porcelain mudah ternoda apabila kena bahan-bahan kimia. Bak cuci harus dilengkapi
dengan saringan untuk mencegah masuknya sisa-sisa praktikum yang berupa bahan padat.
Untuk menghindari adanya kerusakan bak cuci, hindarkan pembuangan bahan-bahan
kimia seperti asam-basa kuat dan bahan-bahan korosif lainnya.
Listrik
Pada laboratoium biologi, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting.
Besarnya daya yang terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat laboratorium, terutama
alat-alat laboratorium yang membutuhkan daya besar, seperti oven, furnace, autoclave dan
lain-lain. Tegangan listrik harus selalu dicek apakah stabil atau tidak.Tegangan listrik
yang tidak stabil dapat merusak alat-alat.
Harus diperhatikan pula instalasi listrik, jangan didekatkan dengan aliran air dan

gas. Selain itu harus dilengkapi dengan pengaman yang mudah dijangkau. Terminal out let
harus mudah dijangkau.
Instalasi listrik secara periodic perlu diperiksa kondisinya. Kabel-kabel listrik
secara periodic disikat untuk menghilangkan bahan-bahan korosif yang biasanya
menempel pada permukaan kabel.Soc ket danplu g harus diperiksa apakah masih berfungsi
dengan baik atau rusak (aus). Apabila rusak harus segera diganti. Periksa juga secara
periodic hubungan kabel ke socket apakah masih terikat dengan kuat.
Mebelair
Perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan ukurannya.
Misalnya untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umunya meja siswa / mahasiswa
ukuran tingginya 70-75 cm. Meja guru / dosen atau meja demonstrasi harus lebih tinggi
dari meja siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja siswa paling
belakang. Kursi laboratorium apabila memungkinkan ketinggiannya dapat diatur, sehingga
siswa / mahasiswa dapat menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum / percobaan. Meja
samping yang biasa dipakai untuk menyimpan alat-alat yang menetap umumnya terbuat
dari cor beton. Namun demikian dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan kayu
keras. Bagian bawah meja samping dapat sekaligus digunakan sebagai lemari. Ukuran 45

meja samping panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan, sedangkan lebarnya antara 50 cm
sampai 60 cm dengan ukuran tinggi 70cm -75 cm. Demikian halnya meja untuk timbangan
harus rata dan tidak mudah bergetar atau goyang. Meja timbangan ini sangat cocok dibuat
dari cor beton atau dari bahan kayu keras yang tebal. Lemari alat dan bahan hendaknya
memiliki tahapan (shelve) yang dapat diubah-ubah posisinya agar memudahkan dalam
menata alat-alat yang bervariasi ukurannya. Adakalanya dibutuhkan suatu lemari yang
khusus digunakan untuk menyimpan mikroskop dan alat optik lainnya. Lemari mikroskop
dibuat dengan tahapan (shelve) yang kokoh dan datar yang dapat dibuat dari bahan logam
atau kayu keras. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan atau jumlah mikroskop yang
dimiliki. Hal yang perlu diperhatikan untuk lemari mikroskop tersebut adalah diusahakan
tidak lembab agar terhindar dari jamur

http://www.scribd.com/doc/40401930/Pengelolaan-Laboratorium






NAMA : RANDY BASTIAN UTAMA
KELAS : X-AK 4
SEKOLAH : SMKN 13 BANDUNG












SEKKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 13
BANDUNG

• Inkubator Untuk menginkubasi atau mengembangbiakkan, pertumbuhan bakteri. Pada bagian luar dari alat ni dilengkapi dengan penunjuk suhu, dimana suhu yang digunakan adalah suhu kamar. Bagian dalamnya terdapat rak yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan mikroorganisme yang akan diinkubasi.

• rak atau meja pereaksi berfungsi untuk menyimapan atau menaruh zat – zat pereaksi agar tersususun dengan rapih dan tidak tertukar dengan zat lain.

• Ruang instrument berfungsi untuk menyimpan alat – alat instrument agar alat – alat tersebut tidak mudah rusak dan tidak mudah dicuri karena harganya yang sangat mahal dan untuk kegiatan praktikum kimia instrumen, kimia makanan, dan kimia pemisahan lanjut. Peralatan pendukung utama yang tersedia adalah HPLC, GC, GCMS, AAS, Spektrofotmeter UV/VIS, FTIR, COD/BOD, Turbidimeter, Centrifuge, Freeze dryer, dan oven/furnace, dan water demineralizer.

• listrik sangat penting di laboratorium karena listrik berfungsi untuk menyalakan lampu dan menyalakan alat – alat instrument karena tanpa listrik lampu dan alat instrument tidak bisa menyala

• Sarung tangan untuk kimia, berfungsi untuk melindungi tangan dari bahaya zat kimia spt korosif, beracun, exoterm, explosiv, dll.

• Googles, Digunakan untuk melindungi mata dari gas, uap, debu dan percikan larutan kimia. Bahan dapat terbuat dari plastik yang transparan dengan lensa yang dilapisi kobalt untuk melindungi bahaya radiasi gelombang elektromagnetik non ionisasi dan kesilauan atau lensa yang terbuat dari kaca yang dilapisi timah hitam untuk melindungi dari radiasi gelombang elektromagnetik dan mengion.

• Masker untuk melindungi debu/partikel-partikel yang lebih besar yang masuk ke dalam pernapasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu.

• Respirator, berguna untuk melindungi pernapasan dari debu, kabut, uap logam, asap dan gas

• Jas laboratorium untuk melindungi tubuh dari berbagai zat kimia berbahaya, dibuat dari kain khusus

• Gas digunakan untuk percobaan yg menggunakan api (pemanasan, pemijaran) spt gravimetri, kristalisasi, sublimasi, dll

• Fentilas udara (blower/exhaus/AC) digunakan untuk pengaturan udara, baik bagi para analis, maupun alat / bahan yg berbahaya terutama di ruang asam, blower hrus menyala saat menggunakan r.asam, agar aroma zat yg menyengatdpt terurai k udara.

• Ruang asam/ acid room ,fungsinya: untuk menyimpan zat/lar asamyg pekat &berbahaya, karena zat tsb tidak boleh disimpan di tempat sembarang, apalagi di udara bebas, krna zat tsb bersifat hidrolisis, bau yg menyengat, mudah menguap

• Ruang timbang/ balance room digunakan untuk menyimpan berbagai alat timbang, seperti neraca teknis/analitis, neraca listrik, neracapegas, dll

• Patalogi anatomi Patologi anatomi ialah spesialisasi medis yang berurusan dengan diagnosis penyakit berdasarkan pada pemeriksaan kasar, mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Patolog anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang berguna secara klinis melalui pemeriksaan jaringan dan sel, yang umumnya melibatkan pemeriksaan visual kasar dan mikroskopik pada jaringan, dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk memvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada dan di sekeliling sel. Kini, patolog anatomi mulai mempergunakan biologi
• molekuler untuk memperoleh informasi klinis tambahan dari spesimen yang sama.

• Bank darah Donor darah adalah proses dimana penyumbang darah secara suka rela diambil darahnya untuk disimpan di bank darah, dan sewaktu-waktu dapat dipakai pada transfusi darah

• LAF/ Laminar Air Flow adalah alat ruang yang di gunakan untuk kebutuhan ruangan steril menggunakan HEPA Filter sehingga ruangan menjadi klas I (white area)
• Kotak P3K adalah tempat ditaruhnya barang – barang atau obat – obat untuk pertolongan pertama pada kecelakaan di lab.

• Gudang zat adalah tempat di simpannya zat- zat dalam jumlah yang banyak, yaitu penampung zat atau zat yang belum d pakai

• Ruang control listrik adalah ruang untuk mengatur jalannya listrik yang ada di lab kimia.

• Fire extinguisher adalah salah satu alat yang wajib ada di lab kareana fire extinguisher berfungsi untuk pertolongan pertama pada saat kebakaran.Fire bell alarm berfungsi untukmemberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya kebakaran


Sumber – Sumber


http://www.google.co.id/imglanding?q=laboratorium+kimia&imgurl=http%3A%2F%2Fguswanto.files.wordpress.com%2F2010%2F01%2Fcorelab1.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fguswanto.wordpress.com%2F2010%2F01%2F14%2Fdi-laboratorium%2F&usg=__smwDaPGI722VJpf6kXAyHGvB0-w%3D&h=379&w=500&sz=157&hl=id&zoom=1&um=1&itbs=1&tbnid=bNarlG61_T9VyM%3A&tbnh=99&tbnw=130&prev=%2Fimages%3Fq%3Dlaboratorium%2Bkimia%26um%3D1%26hl%3Did%26tbs%3Disch%3A1&ei=_GNSTZvDKYimuAOgpv36CA&tbs=isch%3A1&start=9#tbnid=bNarlG61_T9VyM&start=13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar